Hari raya idul adha merupakan salah satu hari raya yang dirayakan umat islam, diceritakan bahwa nabi ibrahim diperintahkan untuk menyembelih anaknya yaitu nabi ismail kemudian pada saat dilaksanakan digantilah nabi ismail dengan domba kalau tidak salah. peristiwa tersebut yang disampaikan berulang-ulang setiap perayaan hari raya idul adha biasanya pada saat kotbah jumat sebelum hari raya.
Umat islam di sunahkan untuk berkurban dan hukumnya sunah muakkad , jika mampu sebaiknya berkurban. Sebagian dari masyarakat berpartisipasi dengan membeli sapi kambing domba kerbau maupun hewan-hewan yang lazim digunakan untuk berkurban, dan sebagian masyarakat yang belum mampu juga bersiap-siap menyambut hari raya dengan membeli arang, tempat bakar sate, tusuk sate, bumbu-bumbu.
Ketika daging kurban sudah dibagikan tibalah saatnya memamerkan keahlian menyalakan bara api, mengolah daging sesuai SOP dan memasaknya, kebetulan hari raya idul adha tahun ini daging kurban yang kami terima kami olah menjadi sate jadi kami mempersiapkan tempat membakar, karena tidak mau ribet membeli tungku kami memutuskan menggunakan batu bata sebagai tempat arang. arang kami susun langsung diatas plesteran kemudian batu bata kami susun disamping arang sehingga arang tidak tersebar dan sekaligus kami gunakan untuk penahan tusuk sate.
proses pembuatan arang menjadi bara api berlangsung cukup lancar dengan menggunakan kertas, korek dan kipas angin seadanya. setelah bara api cukup merata langsung kita letakkan sate diatas bata, kebetulan saya bertugas untuk menusukan sujen kedaging yang sudah dipotong-potong (sujen adalah bambu yang digunakan untuk memanggang sate). Beberapa saat berlalu dengan baik-baik saja tiba-tiba duarr bara api meloncat keatas, untuk om bhekti dengan sigap menyingkir dari serangan bara api tersebut sehingga tidak terjadi kerugian. Ternyata setelah dilihat penyebab meledaknya arang tersebut adalah meledaknya lapisan semen dibawah bara api yang mungkin tidak kuat mnenerima panas berlebih pada satu titik saja, sehingga terjadi ledakan. asumsi kami bahwa setelah ledakan maka lapisan tersebut akan baik-baik saja karena sudah berlubang yang artinya tidak akan terjadi ledakan lain karena tegangan pada lapisan tersebut sudah ada bagian yang berlubang sehingga ketika terkena panas lagi akan ada ruang untuk memuai.
dan ternyata asumsi tersebut keliru, setelah ledakan pertama kami kembalikan arang dan bata seperti posisi semula. tanpa pikir panjang kembali kami nyalakan kipas dan beberapa saat berlalu terjadilah ledakan kedua, pada saat ini ledakan terjadi lebih dahsyat dan bara api mampu mengenai kaki om bhekti dengan gemilang.
mengantisipasi ledakan ketiga akhirnya saya membeli tempat bakar sate yang dijual dipasaran. perjalanan membeli tidak sampai 5 menit dan tidak seribet yang saya bayangkan sebelumnya. setelah menggunakan alat tersebut, membakar menjadi lebih tenang dan kekhawatiran ledakan susulan bisa ditekan.
Selain makna pengorbanan yang diteladankan oleh nabi ibrahim dan ismail, ada beberapa pelajaran berharga yang didapat dari kegiatan idul adha tahun ini. Untuk mendapatkan keselamatan dan keberkahan kita harus mengorbankan sedikit waktu untuk melakukan hal-hal yang kita anggap ribet, sedikit waktu yang kita luangkan untuk menganalisa keadaan, memastikan meminimalisir potensi-potensi negatif yang mungkin terjadi, akan membuat kita lebih tenang. “Jangan memanaskan secara langsung lapisan semen pada satu bagian tertentu, bisa meledak”