Puasa ramadhan, bacaan niat dan buka puasa

Umat muslim diseluruh dunia diwajibkan untuk menjalankan puasa ramadhan, seperti umat sebelum mereka. Puasa ramadhan diwajibkan ditahun kedua setelah Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, perintahnya terdapat dalam QS Al Baqarah ayat 183

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَععَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Tidak hanya bagi umat muslim, puasa merupakan hal yang biasa dilakukan oleh umat nabi-nabi sebelumnya. Puasa ramadhan hanya wajib bagi umat muslim yang beriman, beberapa umat muslim yang diperbolehkan untuk tidak melaksanakan puasa ramadhan bahkan ada yang wajib tidak berpuasa diantaranya:

1.Orang sakit dan orang tua

Orang sakit yang sakitnya menjadi tambah parah ketika puasa maka menjadi tidak wajib berpuasa, orang tua yang sudah tidak kuat berpuasa juga tidak diwajibkan berpuasa. golongan ini dipersilahkan untuk membayar denda (fidyah)

2. Anak kecil dan orang gila

Anak kecil tidak memiliki kewajiban puasa sebelum baligh dan akan mendapatkan kewajiban sama seperti mendapatkan kewajiban shalat. Orang gila merupakan orang yang tidak memiliki akal sehingga tidak memiliki kewajiban untuk berpuasa. golongan ini tidak diwajibkan untuk mengganti maupun membayar denda

3. Ibu hamil dan menyusui

Ibu hamil diperbolehkan untuk tidak berpuasa dalam semua usia kehamilannya, untuk ibu menyusui diperbolehkan tidak berpuasa sampai usia anaknya 2 tahun. golongan ini wajib mengganti atau membayar denda.

4. Orang yang sedang haid dan nifas

syarat syah puasa adalah tidak haid dan nifas, jadi golongan ini wajib tidak berpuasa dan wajib menggantinya atau membayar denda

5. Orang dalam perjalanan jauh

Menurut penjelasan KH Ahmad Ishomuddin, berdasarkan Mazhab Syafi’i, jarak sepanjang minimal 82 kilometer disepakati sebagai perjalanan jauh yang mubah. golongan ini wajib mengganti puasanya diluar bulan ramadhan

Bagi golongan yang boleh tidak berpuasa diwajibkan untuk menggantinya diluar bulan puasa, atau yang tidak mungkin menggantinya maka diwajibkan membayar fidyah

bacaan niat puasa ramadhan menurut beberapa kitab

. versi Kitab Minhajut Thalibin

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i fardhi syahri Ramadhana hadzihis sanati lillahi ta’ala.

Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah taala.

. versi Asnal Mathalib

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i fardhi syahri Ramadhana hadzihis sanata lillahi ta’ala.

Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah taala.

. versi Kitab Hasyiyatul Jamal dan Kitab Irsyadul Anam

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i fardhi syahri Ramadhani hadzihis sanati lillahi ta’ala.

Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah taala.

. versi Kitab I’anatut Thalibin

نَوَيْتُ صَوْمَ رَمَضَانَ

Nawaitu shauma Ramadhana.

Aku berniat puasa bulan Ramadhan.

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ مِنْ/عَنْ رَمَضَانَ

Nawaitu shauma ghadin min’an Ramadhana.

Aku berniat puasa esok hari pada bulan Ramadhan.

. versi Kitab Asnal Mathalib

نَوَيْتُ صَوْمَ الْغَدِ مِنْ هَذِهِ السَّنَةِ عَنْ فَرْضِ رَمَضَانَ

Nawaitu shaumal ghadi min hadzihis sanati ‘an fardhi Ramadhana.

Aku berniat puasa esok hari pada tahun ini perihal kewajiban Ramadhan.

Setelah seharian berpuasa maka yang menjadi penutupnya adalah berbuka puasa, berbuka puasa diawali dengan membaca doa berbuka, ada beberapa versi terkait doa berbuka puasa ini, berikut bacaan doa buka puasa yang umum digunakan oleh Muslim. Doa ini merupakan doa yang diucapkan oleh Rasulullah SAW seperti tertuang dalam hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim.

اَللّٰهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

Allaahumma lakasumtu wabika aamantu wa’alaa rizqika afthortu birahmatika yaa arhamar-roohimiina.

Artinya: Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa), dengan rahmat-Mu, Ya Allah yang Tuhan Maha Pengasih.

Namun, hadits riwayat Abu Daud menyebutkan Rasulullah membacakan doa berikut ini ketika berbuka puasa.

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

Dzahabadh dhoma-u wabtalatil uruqu wa tsabatal ajru insyaa-allah.

Artinya: Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala akan tetap insya Allah.

Kendati begitu, Muslim juga dapat menggabungkan kedua doa berbuka puasa tersebut seperti yang tertuang dalam Kitab Hasyiyatul Bujairimi karya Sulaiman Bujairimi sebagai berikut.

اللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ( ويسن أن يزيد على ذلك وَبِكَ آمَنْتُ، وَبِكَ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ. ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شاءَ اللهُ. يا وَاسِعَ الفَضْلِ اِغْفِرْ لِي الحَمْدُ لِلهِ الَّذِي هَدَانِي فَصُمْتُ، وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ.

Allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika afthartu, wa bika amantu, wa bika wa ‘alaika tawakkaltu. Dzahabaz zhama’u, wabtallatil ‘uruqu, wa tsabatal ajru, insya Allah. Ya wasi’al fadhli, ighfir li. Alhamdulillahil ladzi hadani fa shumtu, wa razaqani fa afthartu.

Artinya: Tuhanku, hanya untuk-Mu aku berpuasa. Dengan rezeki-Mu aku membatalkannya. Sebab dan kepada-Mu aku berpasrah. Dahaga telah pergi. Urat-urat telah basah. Dan insya Allah pahala sudah tetap. Wahai Zat Yang Luas Karunia, ampuni aku. Segala puji bagi Tuhan yang memberi petunjuk padaku, lalu aku berpuasa. Dan segala puji Tuhan yang memberiku rezeki, lalu aku membatalkannya.

Perbedaan-perbedaan dalam bacaan niat dan buka puasa sebaiknya tidak membuat bingung dan menjadi bahan perdebatan. Kewajiban umat muslim adalah melaksanakan puasa ramadhan bukan memperdebatkan mana yang benar, tinggal pilih salah satu yang bisa kita laksanakan dan lakukan dengan sepenuh hati karena Dia sesuai dengan sangkaan hambaNya. Selamat menunaikan ibadah puasa.

Leave a Comment